Senjaku
kini tak lagi jingga.
Ronanya
tertelan mendung pekat.
Namun
aku masih di sini, tak bergeming.
Berbalut
sepi berselimut dingin.
Karena
hanya pada senja aku bisa berkaca.
Senja
tetaplah senja.
Tak
peduli apa yang terjadi di awal hari.
Ia
akan tetap hadir walau tanpa jingga.
Ia
memberitahu bahwa aku akan baik-baik saja tanpamu.
Kamu
yang telah hadir membawa pelangi dalam hatiku.
Kamu
yang mengisi hariku dengan penuh harapan.
Harapan
untuk bersama menikmati senja sampai ujung usia.
Namun
aku harus merelakan mu menikmati senja tanpa aku.
Pedih
rasanya, tapi harus kunikmati.
Setidaknya
saat ini aku masih bersama senjaku.
Jika
tidak esok, kuharap lusa aku bisa melihat senjaku bersama jingganya.
Dengan
begitu aku tau bahwa aku masih bisa melalui hariku tanpa hadirmu.
Surabaya,
06 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar