Hai
petang, apa kabarmu?
Boleh
aku berbisik padamu?
Tapi
jangan kau siarkan berita ini pada mentari.
Karena
aku tak yakin ia akan tersenyum mendengarnya.
Ia
bahkan akan tertawa, mengejekku.
Biarkan
ia berlalu seperti biasanya.
Aku
ingin memberi tau padamu.
Bahwa
aku sudah tertawan.
Tak
bisa lagi melangkah bebas.
Apa?
Kau bertanya siapa yang menawanku?
Tentu
saja olehnya, hanya dia.
Tubuhku
akan membeku jika bersamanya.
Padahal
sang mentari sedang tak bersahabat sinarnya.
Jantungku
akan berdetak berlarian tak tentu arah.
Rasanya
bunga-bunga cantik tumbuh di padang savana.
Bahkan
petir kala hujan bak iringan piano kudengar.
Taukah
kau apa yang terjadi padaku?
Hai
petang, jawablah!
Aku
tidak ingin mentari yang memergokiku.
Karena
jika ia hadir, musnah sudah rahasiaku tentang dia.
Apa
katamu?
Aku
sakit?
Tidak
mungkin?
Ah
sudahlah, lupakan saja.
Anggap
saja itu hanya dongeng pengantar tidurku.
Esok
sang mentari akan membawanya sebagai cerita masa lalu.
Surabaya,
06 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar