Dalam
diam aku menyerah, lelah.
Berharap
benih kasihmu tumbuh mekar.
Namun
hanya tandus yang terlihat.
Aku
melangkah mengikutimu.
Ternyata
hanya bayanganmu.
Aku
menatapmu.
Kau
berpaling.
Aku
mengejarmu.
Kau
menghidar, jauh.
Namamu
terukir.
Namaku
tak pernah kau pikir.
Kuselipkan
kamu dalam doaku.
Kamu
selipkan dia dalam doamu.
Aku
hanya debu yang tak terlihat.
Lewat,
terhempas angin.
Ingin
memeluk erat rasa ini hingga takdir Tuhan berkehendak.
Namun
tak kuasa ketika melihatmu pergi.
Siapalah
aku?
Tak
pantas berharap bersanding denganmu.
Akhirnya,
ku lepas rasa ini menguap ke langit.
Menyatu
dengan awan.
Membiarkannya
jatuh bersama hujan.
Dengan
begitu aku bisa bebas.
Meski
aku tak pernah jadi pilihan.
Surabaya,
06 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar